Jumat, 22 Februari 2013

Jargon

Syahrini VS Spensajong

Kalau ada kata "sesuatu" pastilah hampir semua orang mengaitkan dengan artis cantik serba blink. Ya, Syahrini kakak dari Aisyahrani. Hingga makanan ringanpun di ambilkan tema dari gadis asal Bandung tersebut. Kata "sesuatu" begitu melekat pada diri Syahrini hingga dikenal di seluruh pelosok negeri untuk menggambarkan dirinya.

Setelah "sesuatu" nya itu, kini muncul lagi kata yang lebih dari sekedar sesuatu,yaitu "cetar". cetar merupakan suatu kata yang menggambarkan lebih dari sesuatu. disusul lagi dengan "Membahana Badai".Itulah kekhasan seseorang untuk mengenali dirinya menggunakan kata tertentu yang oleh orang lain jarang menggunakannya.

Kekhasan lain juga dipunyai oleh temanku sekantor. Dia adalah Pak Asyir dan Pak Bambang Kustriyono. mereka mempunyai ciri khas masing-masing dalam setiap ujarannya. Hingga saking seringnya diucapkan, sampai-sampai ditirukan oleh teman-temannya. "Dinamika Kehidupan" tak dapat lepas dari tutur kata seorang Kepala Sekolah. Di berbagai kesempatan seperti rapat, pembinaan,upacara hari senin selalu saja tak ketinggalan.

Beda Pak Asyir beda lagi Pak Bambang. Beliau selalu mengucapkan "barangkali" di hampir semua yang ia lisankan. Hingga suatu saat saya iseng mencoba menghitung ada berapa "barangkali" yang ia ucapkan.

mungkin anda akan mencoba terkenal dengan ciri khas lisan anda ???

Minggu, 02 Oktober 2011

TEMBANG MACAPAT

 TEMBANG MACAPAT
I.Pengertian Tembang
Kata  tembang sering diartikan sama dengan kata lagu  atau  sekar (Bahasa Jawa Krama), yaitu bentuk karya sastra puisi Jawa  tradisional.  Disebut tradisional karena penyebarannya  bersifat  tradisi.  Puisi  Jawa  tersebut dibawakan dengan  cara  dinyanyikan dengan pola-pola tertentu. Padmosoekotjo (1960:25) memberi  batasan tembang yakuwi reriptan utawa dhapukaning basa mawa  paugeran tartamtu (gumathok) kang pamacane (olehe ngucapake) kudu dilagokake  nganggo kagunan swara (tembang adalah karya atau  bentukan bahasa memakai aturan tertentu [jelas] yang cara membacanya harus dilagukan dengan keindahan suara). 
Tedjohadisumarto  (1958:4) menggolongkan lagu Jawa menjadi  lima, yaitu: lagu dolanan, sekar macapat, sekar tengahan, sekar  ageng, dan  sekar  gendhing. Mengenai sekar gendhing Tedjohadisumarto menyebutkan bahwa  sekar gendhing  itu  cakepan-nya ('syairnya') menggunakan  syair  tembang kinanthi, yaitu salah satu bentuk sekar macapat. Jadi, sekar gendhing sebenarnya bukan bentuk khusus sekar hanya melodinya atau lagunya yang berbeda. Subalidinata (1966:6) menggolongkan tembang Jawa  menjadi: kakawin, kidung, tembang gedhe, tembang tengahan, dan tembang macapat. Penggolongan ini kiranya dapat mungkin berdasarkan bahasa yang digunakan.