Minggu, 02 Oktober 2011

TEMBANG MACAPAT

 TEMBANG MACAPAT
I.Pengertian Tembang
Kata  tembang sering diartikan sama dengan kata lagu  atau  sekar (Bahasa Jawa Krama), yaitu bentuk karya sastra puisi Jawa  tradisional.  Disebut tradisional karena penyebarannya  bersifat  tradisi.  Puisi  Jawa  tersebut dibawakan dengan  cara  dinyanyikan dengan pola-pola tertentu. Padmosoekotjo (1960:25) memberi  batasan tembang yakuwi reriptan utawa dhapukaning basa mawa  paugeran tartamtu (gumathok) kang pamacane (olehe ngucapake) kudu dilagokake  nganggo kagunan swara (tembang adalah karya atau  bentukan bahasa memakai aturan tertentu [jelas] yang cara membacanya harus dilagukan dengan keindahan suara). 
Tedjohadisumarto  (1958:4) menggolongkan lagu Jawa menjadi  lima, yaitu: lagu dolanan, sekar macapat, sekar tengahan, sekar  ageng, dan  sekar  gendhing. Mengenai sekar gendhing Tedjohadisumarto menyebutkan bahwa  sekar gendhing  itu  cakepan-nya ('syairnya') menggunakan  syair  tembang kinanthi, yaitu salah satu bentuk sekar macapat. Jadi, sekar gendhing sebenarnya bukan bentuk khusus sekar hanya melodinya atau lagunya yang berbeda. Subalidinata (1966:6) menggolongkan tembang Jawa  menjadi: kakawin, kidung, tembang gedhe, tembang tengahan, dan tembang macapat. Penggolongan ini kiranya dapat mungkin berdasarkan bahasa yang digunakan.