TEMBANG MACAPAT
I.Pengertian Tembang
Kata tembang sering diartikan sama dengan kata lagu atau sekar (Bahasa Jawa Krama), yaitu bentuk
karya sastra puisi Jawa tradisional. Disebut tradisional karena
penyebarannya bersifat tradisi. Puisi Jawa
tersebut dibawakan dengan cara dinyanyikan dengan pola-pola
tertentu. Padmosoekotjo (1960:25) memberi batasan tembang yakuwi reriptan utawa dhapukaning basa mawa paugeran
tartamtu (gumathok) kang pamacane (olehe ngucapake) kudu dilagokake
nganggo kagunan swara (tembang adalah karya atau bentukan
bahasa memakai aturan tertentu [jelas] yang cara membacanya harus dilagukan
dengan keindahan suara).
Tedjohadisumarto (1958:4)
menggolongkan lagu Jawa menjadi lima,
yaitu: lagu dolanan, sekar macapat, sekar tengahan, sekar ageng, dan
sekar gendhing. Mengenai sekar gendhing Tedjohadisumarto
menyebutkan bahwa sekar gendhing itu cakepan-nya ('syairnya') menggunakan syair tembang
kinanthi, yaitu salah satu bentuk sekar macapat. Jadi, sekar gendhing
sebenarnya bukan bentuk khusus sekar hanya melodinya atau lagunya yang berbeda.
Subalidinata (1966:6) menggolongkan tembang Jawa menjadi: kakawin, kidung,
tembang gedhe, tembang tengahan, dan tembang macapat. Penggolongan ini kiranya
dapat mungkin berdasarkan bahasa yang digunakan.